Minggu, Mei 11, 2008

Kasih, Princess @ Animal Kingdom

Berbeda dengan bundanya yang tidak suka hewan dan malahan cenderung phobia, Kasih adalah seorang pencinta binatang. Bahkan, saluran televisinya favoritnya adalah Animal Planet! Saking seringnya menonton tayangan-tayangan saluran tv kabel tersebut, ia hapal setiap hewan-hewan dan tokoh-tokoh yang muncul. Bahkan siaran ulang pun tetap dilahapnya berkali-kali.

Ia tidak mengijinkan saya untuk menyakiti hewan, termasuk laba-laba dan semut.
Jika Bunda Kasih memasak ikan, kepiting atau udang dan ia melihat proses 'pembersihannya', maka dapat dipastikan ia tidak akan menyentuh masakan bundanya tersebut.

Sebenarnya ia ingin memelihara kucing, bahkan monyet, tetapi bundanya tak pernah setuju. Akhirnya kami hanya memelihara peliharaan air.

Sewaktu masih di Jambi,kami memelihara maskoki jenis ranchu berbagai warna. Kasih memberi nama satu per satu ranchu-nya, tapi aku sudah tak ingat lagi nama-nama apa yang ia berikan. Yang jelas, bukan nama yang umum.
Kami juga memberinya seekor bayi kura-kura brazil (red ear slider) yang diberi nama "Turtle" (he he he......)

Seekor ikan palmas (Polypterus palmas polli) yang disebut juga ikan naga juga menjadi peliharaan kami. Kami pelihara mulai dari panjang 5 cm hingga terakhir sebelum pindah ke Banda Aceh sudah 25 cm panjangnya. Memiliki hewan peliharaan memang membuat kita harus disiplin. Setiap pergi selalu teringat bahwa ikan peliharaan belum diberi makan, airnya apakah masih bersih, apakah filternya sudah waktunya diganti, dan lain-lain. Kalau keluar kota terpaksa mencari orang untuk mengawasi makanannya.

Ketika musim ayam teletubbies (anak ayam sortiran yang diberi pewarna, Kasih tak luput merengek minta dibelikan sepulang dari les bahasa Inggris di pasar Angso Duo. Karena tak tega, akhirnya kami membelikan 3 ekor. Tapi karena namanya ayam reject, tiga hari kemudian salah satunya mati. Satunya lagi menyusul seminggu kemudian.
Tak sanggup menahan kesedihan, kemudian Kasih memberikan sisanya yang seekor ke seorang anak temanku. Eh, malah usianya cukupnya panjang juga, sampai kami pindah dari Jambi, si Teletubby masih hidup.

Rumah kami yang kecil di Banda Aceh tidak memungkinkan untuk memiliki akuarium yang besar. Tapi karena Kasih sangat ingin memelihara hewan, ketika ke Medan aku membelikan tiga ekor kura-kura hijau untuknya. Ia memberi nama: Luigi, Hili dan Kura (!)
Kura ternyata tak beruntung, hanya berumur tiga bulan dan kemudian terpaksa kami kebumikan. Aku tak sanggup menceritakan tentang kesedihan Kasih saat itu.
Sekarang yang tertinggal adalah Luigi dan Hili (yang aku dan bundanya tidak bisa membedakan antara Luigi dan Hili). Hampir setiap saat Kasih bermain dengan keduanya, kadang dibawa jalan-jalan, atau diajak bermain di tempat tidur. Lucunya, hewan itu sangat patuh padanya. Jika Kasih memberi perintah: "Ayo main!", maka keduanya akan mengeluarkan kepala dan berjalan mendekatinya.

Dan kalau ia mau berangkat sekolah, tak lupa Kasih mencium kura-kuranya itu!

Tidak ada komentar: