Jumat, Juni 17, 2011

Listen To My Heart

Akhirnya Kasih masuk dapur rekaman. Guru vokal dan piano Kasih, Moritza Thaher, yang membuat hal ini terwujud.

Memang masih check sound. Demo singlenya yang berjudul 'Listen To My Heart'. Lyric in English. Karya Kasih 100%.
Aku hanya menyarankan pengubahan pada satu phrase.

Yang ingin kuceritakan bukan rekamannya, tapi proses penciptaannya.
Lagu ini merupakan ungkapan perasaan, jeritan hati anakku yang paling dalam.

Dimulai setahun yang lalu, ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus memilih satu dari dua pilihan yang tidak satupun keinginannya sendiri.
Aku memang mendengar apa yang ia inginkan. Tapi tak cukup jika hanya aku seorang. Dengan kata lain, hanya bisa terwujud bila Tuhan menghendaki. Dan Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik buat kami, terutama bagi Kasih.

Dilema bagi seorang anak yang usianya belum genap dua belas tahun. Apapun pilihannya, pasti ada pihak yang terluka (terutama dirinya). Aku menjelaskan padanya bahwa aku akan menghormati pilihannya, karena yang terpenting bagiku adalah kebahagiaannya. Aku bahagia selama ia bahagia, meski itu berarti kami harus berpisah. (Belakangan kukatakan padanya, demi kebahagiaannya aku rela berpisah. Tapi kalau sampai ia tersakiti, aku akan MEMBUNUH orang yang melakukan itu. Meskipun itu bundanya sendiri...)

Dalam kebingungan, terciptalah sebuah lagu yang indah (tapi menyayat jiwa). Keinginan hatinya. Memohon untuk didengar.
Dan ketika jeritan kalbunya tak mampu menggetarkan hati yang keras membeku, iapun membuat keputusan.

Pembaca pasti mahfum pilihan yang diambil Kasih. Dan berdasarkan pilihan itu, aku bersumpah akan menghabiskan sisa hidupku untuk membahagiakannya. Kebahagiannya adalah kebahagiaanku. Titik.

Proses penciptaan lagu sempat terhenti ketika ia tersadar bahwa takdir sudah ditetapkan. Dalam kemarahannya kepada mahkamah yang tak menanyakan keinginannya (ia juga menyesaliku karena tidak mengijinkannya menemui majelis hakim untuk menyampaikan bahwa 'pak hakim bodoh'), lagu yang baru setengah matang itu tersimpan ke dalam memori. Tidak hilang, hanya terpendam.

Memori itu timbul kembali ketika aku menyemangatinya untuk rekaman. Gairah menciptanya bangkit dan ia bergiat menyempurnakan lagu yang pernah digubahnya.
Yang tidak ia sadari bahwa setiap nada denting piano, setiap kalimat dalam bahasa Inggris yang belum sempurna, setiap helaan nafasnya...... mataku pun berkaca-kaca. Aku masih merasakan bahwa alam bawah sadarnya menginginkan untuk didengar, meski sudah kujelaskan bahwa tak ada jalan 'tuk kembali....

Tepat setahun sejak diciptakan, lagu itu masuk studio rekaman.
Tentu saja perjalanan putriku masih panjang. Jalan yang terbentang luas jauh menggapai cakrawala.
Dan aku terus berdoa memohon Tuhan untuk selalu memberikan kebahagiaan bagi putriku tercinta. Amin.